Mengenal Dra. Hj. Wasliah Lubis, S.Pd., M.A.
Siapakah dia?

Manambin, 8 Juli 1965 lahirnya sosok Perempuan dengan segala keterbatasan keadaan kala
itu. Wasliah Lubis, Perempuan berdarah Batak Mandailing yang terlahir dengan tangisan semangat
dan lantunan merdu Iqomat di telinganya menjadi doa dalam setiap perjalan hidup dan karir untuk
mendedikasikan diri dan mengukir prestasi. Sejak kecil, wanita yang taat agama dan berbakti kepada
orang tua itu bertekad menjadi sosok yang memberikan dampak positif bagi kehidupan dan terkhusus
bagi diri sendiri.
Perjalanan Karir!
Dengan segala stigma yang lazim di masyarakat kala itu membuat perjalanan tidak semudah
yang dibayangkan. Sebagai seorang Perempuan yang lahir dari keluarga sederhana dan bermukim di
pedesaan yang hampir tidak terkontaminasi dengan kemajuan zaman membuat semua terasa lambat.
Perempuan merupakan sosok yang harus banyak berdiam diri di rumah. Pendidikan bukan hal yang
harus dimiliki setiap Perempuan. Begitulah kehidupan yang tidak jarang mengubur mimpi banyak
Kartini muda kala itu, termasuk saya. Semangat yang selalu bergejolak dan menggebu membuat saya
tidak pernah berpikir sedikitpun untuk berhenti dari dunia Pendidikan. Semangat yang terus lahir di
setiap hari, membuat saya terus berusaha mencari jalan agar Pendidikan terus berlanjut walaupun
banyak rintangan yang menghadang. Alhamdulillah, berkat semangat yang besar dan dukungan kedua
orang tua saya berhasil menyelesaikan Pendidikan jenjang Strata 1 (S-1) pada tahun 1989 dan hal ini
memberikan kunci yang nyata bagi saya untuk memulai karir. Sebagai seorang yang mengerti kerasnya
dunia Pendidikan menggugah hati saya untuk kembali dan mengukir setiap jejak kaki sebagai pendidik.
Mimpi ini terasa sulit bagi setiap Perempuan, namun bagi saya tidak ada hal yang akan menjadi nyata
kalau saya tidak mencobanya. Dengan segala rasa keinginan berkontribusi kala itu, saya mengabdikan
diri sebagai guru sukarelawan, dianggap atau tidak bukan itu esensi tujuan saya. Keikhlasan hati yang
ada pada kala itu membuat saya selalu bersemangat dalam menjalani hari demi hari, dan hingga sang
pencipta ternyata tidak hanya diam. Tahun 1991 perjalanan resmi saya sebagai pendidik terasa nyata.
Tahun ini menjadi tahun yang dipenuhi rasa Syukur. Rasa keikhlasan sayapun terbalas dengan
ditetapkannya saya menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dalam dunia Pendidikan.
1991 s/d 1997, Apa yang terjadi?
Enam tahun lebih sejak saya menerima keajaiban itu, saya belajar banyak hal. Dalam kurun
waktu yang tidak singkat, tidak pernah sekalipun saya menjadikan sesuatu sia-sia. Banyak Pelajaran
yang harus saya perhatikan dengan teliti kala itu. Tahun 1991 saya ditetapkan sebagai guru di Madrasah
Aliyah Negeri Padang Sidempuan Fil Barus. Menjadi seorang guru merupakan berkah yang tidak ternilai
bagi saya. Lebih dari 100 Km jaraknya dari tanah kelahiran membuat semuanya terasa sulit seperti
terbelenggu dalam kehampaan, namun semangat awal yang tidak pernah berhenti berkobar membuat
saya merasa sabar adalah obat terbaik kala itu. Di sinilah saya banyak belajar tentang bagaimana
memajukan Pendidikan di tanah yang Merdeka dan berdaulat ini. Selain menjadi sosok guru yang
idealis, saya juga banyak belajar menjadi seorang pemimpin dan menjalankan kepemimpinan dengan
baik. Dengan segala pengalaman dan perjalanan hidup, lahirlah tekad yang kuat bahwa suatu saat saya
juga akan memimpin dan melanjutkan karir ke jenjang yang lebih tinggi dengan harapan dapat
memberikan kontribusi yang lebih banyak untuk dunia Pendidikan.
1997 s/d 2007, Rasa dan Keinginan yang Semakin Dalam.
Mendapatkan kesempatan untuk berkarir di tempat baru yang memberikan tantangan dan
pengalaman baru adalah hal yang selalu ditunggu. Tahun 1997, tahun yang berkesan karena saya
diberikan kesempatan berkarir di tempat yang lebih baik. Sepuluh tahun menjadi waktu yang sangat
matang untuk menciptakan gebrakan baru di dunia karir. Madrasah Aliyah Negeri 2 Padangsidimpuan
menjadi destinasi ke dua bagi saya menambah ilmu dan mempelajari banyak hal tentang Pendidikan.
Di tempat ini saya juga belajar lebih dalam mengenai kepemimpinan. Benar saja keberanian itu lebih
besar dan tumbuh dengan cepat hingga akhirnya saya menjejakkan kaki menjadi seorang yang baru
dan menjadi pemimpin baru.
2007 s/d 2013, Kepala Madrasah? Siapa Takut!
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Padangsidimpuan menjadi tempat pertama bagi saya
menjalankan kepemimpinan. Menjadi kepala Madrasah bukanlah hal yang mudah, namun perjalanan
ini sangat berarti. Di tempat ini saya mengenali banyak fenomena permasalahan, belajar lebih banyak
tentang kepemimpinan dan pada akhirnya saya menjadi sosok yang ditempa dengan keras. Banyak
masalah yang muncul menjadikan saya lebih matang dalam menjalankan kepemimpinan dan siap
untuk menjangkau hal yang lebih besar dalam dunia Pendidikan. Mimpi itu tidak saya kubur, namun
saya pupuk hingga subur. Ketika ada niat, aksi pun saya gencarkan agar saya dapat menjalankan
sesuatu lebih baik untuk negeri ini.
2013 s/d 2018, Kembali dan Menjadi sesuatu yang baru. Alhamdulillah…
Akhirnya saya kembali ke MAN 2 Padang Sidempuan, namun kali ini bukan sebagai guru. Saya
harus menjalankan peran baru dengan menjadi kepala Madrasah. Tujuan demi tujuan akhirnya
tercapai dan berkat kegigihan dan profesionalisme yang tinggi, saya mampu memajukan madrasah ini.
Perjalanan ini menjadi tempat mendedikasikan lebih banyak jasa dan menginspirasi lebih banyak raga
untuk menciptakan kreasi dan inovasi dalam dunia Pendidikan terkhusus di lingkungan Kementerian
Agama. Prestasi dalam bidang manajeman pelaksanaan, manajeman pengelola keuangan, dan prestasi
guru dan tenaga kependidikan, serta yang paling penting prestasi peserta didik lahir dalam jumlah yang
tak terduga dan akhirnya saya mampu menghantarkan MAN 2 Model Padang Sidempuan ke puncak
kejayaan.
2018 s/d 2021, Mutasi ke Tempat Baru: Mulai dari Nol!
Kembali jauh dari keluarga bukan hal yang mudah. Terdengar sangat sederhana namun dalam
hati ini sangat menyiksa. Benar saja, perputaran itu perlu walau akan mengorbankan banyak hal. Saya
kembali diamanahkan menjadi kepala madrasah yang cukup jauh dari jangkauan jarak dan fasilitas.
MAN 5 Mandailing Natal, yang masih dipenuhi bangunan sederhana dan seadanya. Sepertinya ini
tantangan menarik walau terkadang terasa mustahil. Saya membangun madrasah ini dengan asas
kekeluargaan. Terkendala banyak hal namun tidak menyurutkan semangat saya menjadikan madrasah
ini menjadi madrasah yang lebih baik. Alhamdulillah, tidak hanya fasilitas yang dapat saya perbaiki,
untuk pertama kalinya juga muncul Bintang baru yang bersinar bahkan ketingkat provinsi melalui OSN
di bidang Matmatika. Sungguh pencapaian yang luar biasa.
2021 s/d Sekarang, and I hope this will be the Final Stop!
Lebih dari 17 tahun menjadi kepala Madrasah dan dengan segudang prestasi. MAN 1
Padangsidimpuan mungkin akan menjadi tempat perjalanan karir terakhir. Di tempat ini saya sangat
bersyukur karena dengan pengalaman yang matang, sejak tahun 2021 sampai 2024, saya berhasil
menghantarkan madrasah ini ke segudang prestasi yang bahkan diluar ekspektasi. Pada tahun 2024,
madrasah ini sudah mengantongi prestasi-prestasi di bidang manajeman pelaksanaan, manajemen
pengelola keuangan, dan prestasi madrasah yang memukau mata dunia Pendidikan. Bisik-bisik
bermunculan dan tidak luput dari pujian Masyarakat. Alhamdulillah tahun 2024, empat peserta didik
MAN 1 Padangsidimpuan berhasil sampai tahap Nasional dalam ajang Kompetensi Sains Madrasah
(KSM) dalam empat bidang yaitu Ekonomi, Biologi, Kimia dan Fisika. Selain itu MAN 1
Padangsidimpuan berhasil meraih penghargaan di bidang pengelolaan keuangan dan manajemen
pelaksanaan. Madrasah sehat, Madrasah Ramah Anak, Zonan Integritas, dan Madrasah Idaman
seluruh Masyarakat. Lebih dari 1.228 Masyarakat mempercayakan buah hatinya untuk dididik di
Madrasah ini dan ini menjadi Sekolah/Madrasah dengan jumlah peserta didik terbanyak di kota
Padangsidimpuan.
Tentunya perjalanan ini tidak luput dari dedikasi mendalam yang saya lakukan serta kreasi dan
inovasi hingga saya mampu memberikan inspirasi kepada ribuan generasi. Tantangan bagi saya
bukanlah penghalang, namun tantangan saya jadikan sebagai media yang mendekatkan saya kepada
keberhasilan. Tahun 2025 mungkin menjadi tahun terakhir saya mengabdikan diri dan bagi saya
bukanlah kesempatan terakhir saya untuk berkontribusi. Meskipun saya sudah tidak bertugas secara
resmi, saya tetap akan menjadi penjuang sejati dengan cara yang lain. Sejatinya dunia Pendidikan
adalah rumah saya bertumbuh dan berkembang menjadi seseorang yang memberikan dampak positif
dan makna kehidupan yang berarti.
”Tantangan mungkin membentang, Usahakan hingga kegagalan tak berpeluang”
Madrasah Maju, Bermutu, Mendunia.